Civitas Akademika SMK Maarif 1 Nanggulan Tampil Memukau dengan Pakaian Adat Gagrak Ngayogyakarta pada Hari Kamis Pon

Pada hari Kamis Pon (1/2), seluruh civitas akademika SMK Maarif 1 Nanggulan secara perdana mengenakan pakaian adat Gagrak Ngayogyakarta. Bapak Ibu Guru dan Karyawan serta siswa dan siswi kompak mengenakan setelan sorjan lurik dan kebaya beserta jarik saat melaksanakan proses pembelajaran di dalam kelas.

Kegiatan tersebut diinisiasi sebagai bagian dari program Pendidikan Berbasis Budaya, yang bertujuan untuk memperkenalkan dan melestarikan kekayaan budaya Indonesia. Dengan memakai pakaian adat Gagrak Ngayogyakarta, seluruh civitas akademika berharap dapat menjadi pelopor dalam melestarikan warisan budaya yang begitu berharga.

Siswa-siswi SMK Ma’arif 1 Nanggulan Mengenakan Pakaian Adat Yogyakarta

Guru Bahasa Jawa SMK Maarif 1 Nanggulan, Bapak Nanang Febrianto, S.Pd, menyampaikan bahwa kegiatan tersebut tidak hanya sebagai upaya untuk mengenalkan kebudayaan Jawa kepada siswa, tetapi juga sebagai sarana untuk membangkitkan rasa cinta terhadap budaya lokal. “Kami ingin menciptakan suasana belajar yang tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga memberikan ruang bagi siswa untuk menghargai dan mencintai kekayaan budaya Indonesia, khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta” ujarnya.

Penggunaan pakaian adat Gagrak Ngayogyakarta pada hari Kamis Pon ini merupakan instruksi dari Pemerintah Daerah DIY yang mengganti ketentuan penggunaan pakaian adat Yogyakarta yang semula digunakan pada hari Kamis Pahing menjadi Kamis Pon. Hal ini dilakukan sebagai bentuk mengingat, memperingati, dan menyosialisasikan Hari Jadi DIY.